Konflik Israel-Iran Memanas: Ladang Gas South Pars Diserang, Harga Minyak Dunia Melonjak

Diposting pada

Jakarta, KuakFakta.com – Ketegangan antara Israel dan Iran memuncak drastis setelah serangan militer terbaru yang menyasar infrastruktur energi vital di Iran, khususnya ladang gas South Pars, yang merupakan fasilitas gas terbesar di dunia. Insiden ini tidak hanya memicu lonjakan harga minyak global, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran serius akan pecahnya perang regional berskala besar.

Serangan Israel ke South Pars: Apa yang Terjadi?

Pada Sabtu malam, 14 Juni 2025, militer Israel secara resmi mengonfirmasi telah meluncurkan rudal yang menghantam beberapa target strategis di Iran, termasuk fasilitas energi South Pars yang terletak di Provinsi Bushehr. Serangan ini dilaporkan menyebabkan kebakaran besar yang menghentikan sebagian produksi gas.

Menurut laporan CNBC Indonesia, serangan tersebut merupakan bagian dari eskalasi militer yang dimulai beberapa hari sebelumnya dan kini semakin menyasar sektor energi yang sangat sensitif.

Kenapa Ladang Gas South Pars Penting?

  • South Pars menyumbang lebih dari 40% total produksi gas alam Iran.
  • Berbatasan langsung dengan ladang North Dome milik Qatar, menjadikannya salah satu cadangan gas terbesar di dunia.
  • Memegang peran penting dalam ekspor LNG (Liquefied Natural Gas) Iran ke berbagai negara seperti China dan India.

Dengan serangan ini, tidak hanya Iran yang terdampak. Investor global dan negara-negara importir energi mulai waspada terhadap potensi gangguan pasokan jangka panjang.

Dampak Langsung: Harga Minyak Melonjak

Menurut data Bloomberg dan dikutip oleh Katadata, harga minyak mentah dunia naik tajam hingga 9% dalam sehari setelah serangan terjadi. WTI melonjak ke level US$89 per barel, sedangkan Brent menembus US$93 per barel.

Lonjakan ini sebagian besar dipicu oleh ketakutan pasar bahwa Iran akan membalas dengan menutup Selat Hormuz, jalur pelayaran utama bagi 20% ekspor minyak global.

Selat Hormuz: Titik Rawan Dunia Energi

Selat Hormuz menjadi titik krusial dalam eskalasi ini. Jika ditutup, maka lebih dari 17 juta barel minyak per hari tidak bisa dikirim ke pasar dunia. Ini akan memicu krisis energi global yang dampaknya dirasakan bahkan sampai ke Indonesia.

  • Amerika Serikat mengancam akan mengambil tindakan militer jika Hormuz ditutup.
  • Negara-negara Eropa menyerukan de-eskalasi dan membuka kembali jalur diplomatik.
  • Kompas melaporkan bahwa Iran telah menyiagakan Angkatan Laut-nya di wilayah tersebut.

Reaksi Dunia: Diplomasi Tertutup, Ketegangan Terbuka

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan bahwa meskipun pintu diplomasi tetap terbuka, Iran harus “secara drastis menurunkan level program nuklirnya.” Namun, Iran justru membatalkan perundingan nuklir yang semula dijadwalkan di Oman.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi menegaskan, “Tidak mungkin berbicara soal perdamaian saat kami diserang secara barbar.”

Korban Jiwa Terus Bertambah

Data dari Antara menyebutkan, setidaknya 78 orang tewas pada hari pertama serangan Israel, termasuk 29 anak-anak. Di hari kedua, sebuah apartemen 14 lantai di Teheran hancur akibat rudal, menewaskan lebih dari 60 orang tambahan.

Apakah Ini Menuju Perang Regional?

Konflik ini bisa menjadi pemicu perang regional jika negara-negara seperti AS, Inggris, dan Prancis terlibat langsung atau membantu Israel. Iran telah menyampaikan peringatan bahwa sekutu Israel akan menjadi target berikutnya jika ikut campur.

Sementara itu, kelompok proksi Iran seperti Hizbullah dan Hamas kini disebut telah melemah setelah konflik berkepanjangan sejak 2023.

Penutup: Dunia di Persimpangan

Eskalasi antara Israel dan Iran bukan hanya konflik dua negara, tetapi pertarungan geopolitik yang bisa mengguncang kestabilan global. Serangan ke South Pars menandai babak baru yang jauh lebih berbahaya karena menyentuh jantung energi dunia.

Jika krisis ini tidak segera diredakan lewat jalur diplomasi, dunia bisa menghadapi krisis energi baru yang lebih buruk dari 1973. Apakah kita siap?

Bagikan pendapatmu di kolom komentar atau sebarkan artikel ini agar lebih banyak orang waspada terhadap dinamika geopolitik dunia!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *