Televisi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern. Ia menemani saat santai, menjadi sumber informasi, hiburan, hingga alat propaganda. Namun di balik kecanggihan yang kita nikmati saat ini, pernahkah kita bertanya: siapa sebenarnya penemu televisi? Dan siaran pertama di dunia—apa yang sebenarnya ditayangkan dan mengapa hal itu begitu mengejutkan bagi zamannya?
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang sejarah televisi dari akar-akarnya. Kita akan menelusuri jejak para pionir, perjalanan teknologi dari sistem mekanik hingga elektronik, fakta-fakta unik yang jarang diketahui, serta bagaimana televisi masuk ke Indonesia dan berkembang pesat hingga hari ini.
Awal Mula Konsep Televisi
Gagasan tentang “mengirim gambar melalui udara” bukanlah hal baru yang muncul seiring ditemukannya listrik. Ide ini telah bergema sejak abad ke-19, ketika para ilmuwan dan insinyur mulai membayangkan bagaimana gambar bisa dikirim dari satu tempat ke tempat lain, seperti halnya telegraf atau suara melalui radio.
Pada tahun 1884, seorang ilmuwan Jerman bernama Paul Gottlieb Nipkow mematenkan sebuah alat yang disebut Nipkow disk atau cakram Nipkow (Encyclopedia Britannica). Alat ini merupakan sistem pemindaian gambar pertama yang memungkinkan visual diubah menjadi sinyal yang bisa dikirim melalui kabel atau udara.
Cakram ini memiliki deretan lubang yang tersusun spiral. Ketika cakram diputar, setiap lubang akan melewati satu bagian kecil dari gambar dan meneruskannya ke sensor cahaya. Proses ini memungkinkan gambar dipindai secara garis demi garis—konsep yang menjadi dasar sistem pemindaian video. Meskipun masih sangat primitif, cakram ini menjadi tonggak penting dalam sejarah televisi mekanik.
Namun karena keterbatasan teknologi listrik dan optik saat itu, ide ini masih sebatas eksperimen dan tidak dikembangkan secara komersial. Butuh puluhan tahun sebelum akhirnya teknologi ini diadopsi dan ditingkatkan oleh penemu lain.
Cakram Nipkow mungkin tidak sempurna, tapi ia membuka jalan bagi inovasi-inovasi selanjutnya. Penemuan ini menjadi benih yang akhirnya tumbuh menjadi sistem kompleks bernama televisi.
John Logie Baird dan Televisi Mekanik Pertama
Memasuki awal abad ke-20, seorang insinyur asal Skotlandia bernama John Logie Baird mulai mengembangkan sistem televisi berdasarkan konsep cakram Nipkow. Pada tahun 1925, ia berhasil mentransmisikan gambar bergerak manusia untuk pertama kalinya secara publik.
Baird menggunakan kombinasi cakram Nipkow, lampu neon, dan sensor fotoelektrik untuk menciptakan sistem yang dikenal sebagai televisi mekanik. Pada 26 Januari 1926, Baird melakukan demonstrasi di depan para ilmuwan dan wartawan di Royal Institution, London (BBC Profile). Ia menampilkan gambar wajah manusia bergerak yang terlihat di layar kecil. Ini merupakan demonstrasi pertama televisi publik di dunia.
Tahun-tahun berikutnya, Baird berhasil mentransmisikan gambar melalui gelombang radio, bahkan lintas samudra dari London ke New York. Ia juga mengembangkan sistem televisi berwarna dan mencoba membuat televisi tiga dimensi.
Baird dikenal sangat kreatif dan ulet. Ia bahkan melakukan eksperimen dengan mengubah televisi menjadi alat komunikasi dua arah. Konsep ini menjadi cikal bakal dari panggilan video dan teknologi streaming saat ini. Ia juga bekerja sama dengan BBC untuk memulai siaran televisi secara rutin pada akhir tahun 1920-an.
Namun, sistem mekanik Baird memiliki banyak keterbatasan. Resolusi gambar rendah, berkedip, dan tidak stabil. Oleh karena itu, ilmuwan mulai mencari cara baru dengan pendekatan elektronik penuh.
Philo Farnsworth: Bapak Televisi Elektronik Modern
Di Amerika Serikat, seorang remaja jenius bernama Philo Taylor Farnsworth sudah membayangkan sistem televisi berbasis pemindaian elektronik sejak usianya baru 16 tahun. Ide ini muncul ketika ia membajak ladang keluarganya dan membayangkan sistem pemindaian seperti garis-garis sejajar di tanah.
Pada tahun 1927, Farnsworth berhasil menciptakan Image Dissector, (Smithsonian Magazine) alat pertama yang bisa mengubah gambar menjadi sinyal listrik murni tanpa komponen mekanik. Setahun kemudian, ia mematenkan teknologinya dan melakukan siaran perdana di laboratorium miliknya di San Francisco.
Namun, prestasinya menarik perhatian RCA, perusahaan raksasa milik David Sarnoff. Mereka mencoba menyaingi teknologi Farnsworth lewat ilmuwan bernama Vladimir Zworykin, pencipta ikonoskop. Pertarungan paten pun tak terelakkan. Setelah proses hukum panjang, pengadilan menyatakan Farnsworth sebagai penemu sah televisi elektronik.
Meski memenangkan gugatan, Farnsworth tidak pernah kaya. Ia tidak tertarik dengan dunia bisnis dan kecewa dengan arah industri televisi. Tragisnya, ia jarang menonton televisi ciptaannya sendiri.
Farnsworth bahkan sempat mengalami depresi karena televisi berubah menjadi alat konsumsi massa yang tidak sesuai dengan idealismenya. Ia membayangkan televisi sebagai alat pendidikan dan komunikasi manusia lintas benua, namun kenyataannya televisi lebih sering digunakan untuk iklan dan hiburan pasif.
Siaran Pertama Televisi yang Mengejutkan Dunia
Apa yang kamu bayangkan sebagai siaran televisi pertama di dunia? Pertunjukan musik? Wawancara penting? Tayangan berita? Ternyata tidak.
Siaran pertama yang tercatat secara resmi dilakukan oleh RCA pada tahun 1928 adalah… boneka Felix the Cat (History.com). Boneka ini diputar di depan kamera selama dua jam setiap hari. Alasannya? Karena boneka ini memiliki kontras tinggi dan bentuk sederhana yang mudah ditangkap oleh kamera awal.
Siaran ini bukan bertujuan hiburan, melainkan uji coba sistem transmisi video. Meski terdengar sepele, tayangan boneka ini menjadi momen bersejarah yang membuka era baru dalam penyebaran informasi visual.
Felix the Cat dipilih karena kamera waktu itu belum mampu menangkap gambar manusia secara jelas dalam kondisi pencahayaan yang terbatas. Jadi, untuk memastikan sistem berfungsi dengan baik, boneka yang berwarna hitam pekat itu diputar terus-menerus untuk melihat apakah gambar tetap stabil selama transmisi.
Perkembangan Televisi di Indonesia
Di Indonesia, televisi hadir pertama kali pada 17 Agustus 1962, saat pembukaan Asian Games IV di Jakarta. Sumber: TVRI.go.id Siaran dilakukan oleh TVRI (Televisi Republik Indonesia) dan ditayangkan langsung dari Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Saat itu, televisi merupakan barang mewah. Banyak masyarakat menonton secara beramai-ramai di tempat umum seperti balai desa atau kantor kelurahan. Tayangan masih hitam-putih dan hanya berlangsung beberapa jam sehari.
TVRI menjadi satu-satunya saluran televisi hingga tahun 1989, ketika RCTI hadir sebagai stasiun swasta pertama. Setelahnya, muncul banyak stasiun baru seperti SCTV, ANTV, Indosiar, dan Trans TV, yang memperkaya konten hiburan dan informasi bagi masyarakat.
Era 2000-an menjadi masa emas televisi Indonesia. Tayangan sinetron, acara kuis, dan berita menjadi menu harian yang sangat dinikmati masyarakat. Beberapa program ikonik seperti “Si Doel Anak Sekolahan,” “Kuis Siapa Berani,” dan “Liputan 6” menjadi bagian penting dari budaya pop Indonesia.
Namun kini televisi menghadapi tantangan besar dari internet dan media sosial. Anak muda lebih memilih menonton YouTube, Netflix, atau TikTok ketimbang menyalakan TV konvensional.
Fakta Menarik tentang Televisi yang Jarang Diketahui
- Felix the Cat menjadi bintang televisi pertama di dunia.
- Philo Farnsworth mengembangkan televisi dari ide bajak sawah.
- John Baird menciptakan televisi warna dan 3D di tahun 1930-an.
- Jerman dan Inggris mulai menggunakan TV untuk siaran resmi negara sejak tahun 1935.
- Selama Perang Dunia II, perkembangan televisi hampir berhenti total.
- Di Jepang, televisi menjadi sangat populer setelah Olimpiade Tokyo 1964.
- Di era digital, televisi mulai tergeser oleh YouTube, TikTok, dan Netflix.
- Negara pertama yang menyiarkan acara langsung secara massal adalah Inggris pada 1936, saat Olimpiade Berlin disiarkan secara terbatas.
- RCTI pertama kali hanya bisa ditonton oleh pemilik decoder karena sistem siarannya terenkripsi.
Dampak Televisi dalam Kehidupan Modern
Televisi bukan hanya alat hiburan. Ia adalah media pembentuk opini, alat pendidikan, dan kadang—alat propaganda. Program berita, dokumenter, sinetron, hingga kartun anak-anak memiliki pengaruh besar terhadap pola pikir masyarakat.
Namun dengan hadirnya internet, cara orang mengakses konten mulai berubah. Kini, banyak generasi muda yang bahkan tidak menonton televisi konvensional. Mereka lebih memilih streaming atau menonton video pendek melalui ponsel.
Ini adalah tantangan bagi industri televisi. Untuk bertahan, stasiun TV harus bertransformasi dan beradaptasi dengan platform digital.
Dalam dunia pendidikan, televisi telah memberikan kontribusi besar, terutama saat pandemi COVID-19. Program belajar dari rumah yang ditayangkan oleh TVRI membuktikan bahwa televisi masih bisa diandalkan sebagai media edukatif massal.
Di sisi lain, televisi juga membawa dampak negatif, seperti penyebaran hoaks, konten tidak mendidik, dan kecanduan layar pada anak-anak. Oleh karena itu, literasi media menjadi kunci penting agar masyarakat dapat menyaring informasi dengan bijak.
Kesimpulan
Sejarah televisi adalah kisah panjang tentang ide, kegigihan, dan inovasi. Dari Paul Nipkow yang menemukan cakram pemindai, John Logie Baird dengan televisi mekaniknya, hingga Philo Farnsworth yang memelopori sistem elektronik—setiap tokoh memberi kontribusi penting.
Siaran boneka Felix the Cat mungkin terlihat sederhana, tetapi dari situlah dunia memasuki era baru komunikasi visual. Di Indonesia, perjalanan dimulai lewat TVRI, dan kini kita hidup di tengah gelombang digital yang terus berubah.
Televisi telah, dan akan terus, menjadi bagian dari narasi besar umat manusia dalam menyampaikan cerita dan informasi dari satu layar ke miliaran mata di seluruh dunia.
Dengan terus berkembangnya teknologi dan media digital, satu hal yang pasti: meskipun bentuk dan platformnya berubah, kebutuhan manusia untuk bercerita dan mendengar cerita tidak akan pernah padam. Dan di situlah televisi—dalam segala bentuknya—akan tetap hidup.
Jika kamu tertarik mempelajari sejarah televisi lebih lanjut, kunjungi Timeline of Television History – ThoughtCo yang merangkum perkembangan televisi dari awal abad ke-19 hingga era digital sekarang.